Sabtu, November 24, 2007

nggak tau!!!

inginnya hidup seperti air, mengalir begitu saja.
tapi kenyataannya nggak sesimpel yang kita bayangkan.
lebih rumit dan pastinya lebih membutuhkan kesiapan.
siap dalam segalanya.
jiwa dan raga.
so ntah lah. biar Ia yang menentukan.
ntah pemikiran yang seperti ini mungkin yang dianggap seperti air mengalir.
ada solusi???

Selasa, November 06, 2007

Nggak selAManya Janji itu Kejam

Yang Kontan atau Yang Dijanjikan, pilih yang mana?

Akhirat, Neraka, Swargoloka (adalah sesuatu yang dijanjikan bukan suatu yang kontan) kenapa kok gak pernah disukai bahkan cenderung dilupakan oleh manusia, (termasuk saya loh kadang-kadang)????

Padahal nih kenyataannya orang yang menyukai yang kontan kebanyakan adalah orang yang sering menikmati hasil dari suatu yang dijanjikan.
Mosok seh?
Contoh:
Kalo sekiranya poro petani tuh lebih suka yang kontan, maka mereka akan memakan gabah yang ada ditangannya. Gak perlu lagi di tanam. Sebab kalo ditanam ia akan makan sesuatu yang dijanjikan/ ditangguhkan.
Kalo sekiranya poro pedagang itu lebih suka yang kontan, maka mereka nggak akan membelanjakan uangnya untuk membeli barang barang yang akan dijual lagi.
Contoh laennya cari aja sendiri, pasti banyak deh!!

Trus kalo udah gitu, gak adalagi yang perlu diragukan bahkan terhadap sesuatu yang nggak ada didepan mata alias belum nyata alias baru dijanjikan.

Eh, tapi ada pengecualiannya loh,
ternyata neh kalo memang sesuatu yang kontan itu sama nilainya dengan yang dijanjikan, maka bolehlah kontan dianggap lebih baek.

Nah berkaitan dengan aktifitas kita sehari-hari sebagai seorang muslim, sholat shodaqoh, dzikir, berbuat baik dengan sesama, hadiahnya adalah surga (sesuatu yang dijanjikan dan nilainya lebih baik dari dunia dan seisinya).

aNTAra Bijak dan BajiK

Kebijakan yang bukan Kebajikan
(problematika seorang pemimpin)

Manusia adalah pemimpin, khalifah bagi dunianya, negaranya, lingkungannya, keluarganya dan dirinya sendiri. Sering kali kita lupa untuk ngeliat diri sendiri. Biasanya mata kita terpaku pada pandangan tentang orang lain. Nggak sering sih Cuma terlalu sering.

Nah karena q-ta adalah kholifah, disadari ato tidak q-ta sering ngeluarin statemen yang berupa kata2. Repotnya kata-kata yang q-ta keluarkan menyangkut tentang orang lain. Sehingga secara nggak langsung kata-kata kita berupa kabar atau perintah. Kalau memang kabar maka kabar yang kita keluarkan dituntut bagus dan sejuk didengarkan oleh orang lain, demikian juga jika yang dikeluarkan berupa perintah, maka wajib hukumnya berupa kata yang sejuk didengarkan oleh orang lain.

Mengacu pada hal di atas jika kita adalah pemimpin orang lain, perintah yang kita keluarkan dapat diartikan sebagai kebijakan. Kebijakan yang menyejukkan dan enak didengar oleh orang lain maka dapat dikategorikan sebagai kebajikan, demikian sebaliknya.

Satu hal lagi yang berkaitan dengan kata-kata yang kita keluarkan,
Dari asalnya kata berasal dari mulut, tepatnya di lidah. Lidah tidak bertulang dan satu lagi sifat lidah adalah walupun sudah di “lindungi” oleh sederetan gigi dan sepasang bibir, tetap saja sering tidak “terkontrol”. Imam Ghazali mengatakan yang intinya bahwa ada baiknya kita merenungi penciptaan onderdil kita yang hamper semuanya berpasangan (2buah) hanya lidah saja yang satu (tunggal). Mata ada 2, hidung ada 2 telinga ada 2. Sehingga beliau menyimpulkan seyogyanga manusia lebih banyak melihat dan mendengarkan daripada berbicara. Selain itu ada baiknya kita renungkan kembali ayat al Quran surat s Shaaf (61) ayat 3yang berbunyi “kaburo maktan ‘indaloohi an taquluu maa laa taf’aluun”. Yang kurang lebih artinya “amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. Nah loh kita termasuk nggak ke dalam golongan ini??? Kayaknya iya deh …!!!

So, kapan kita akan berubah menjadi lebih baik!!!???. Sama2 yuuk …!!!???